"Sebuah Blog Berisi Kumpulan Puisi Indonesia"


Senin, 31 Oktober 2011

bingung


Apa sih maumu?
Kalau aku banyak bertanya, kamu lebih banyak diam
Kalau aku banyak diam, kamu minta aku untuk bicara

Apa sebegitu susahnya kamu buat dikenali?
Apa kurang lama kita berkenalan?

Lainkali kasih tahu aja,
Supaya aku bisa
lebih e'e'e'e padamu

Kamis, 27 Oktober 2011

Melly

Hujan menggembala ingatanku pada dirimu...
"Sudahkah kau bunuh suamimu, Melly?"

(Pada suatu senja, di bawah rinai yang malas, Melly bertutur padaku tentang keinginan menghabisi suaminya yang terlanjur tahu percintaan kami. Setelah senja itu, Melly tak berkabar lagi.)


RGS

Rabu, 26 Oktober 2011

perempuan itu menggantungkan bara di sanggulnya

langkah tak berjejak menapak selasar
tak terhidu pula aroma yang biasa
maka hilang satu sejarah adalah kepastian

taman ditinggalkan bunga
kumbang tak pula hendak singgah
menggumpal sisa humus tak bertugas

Senin, 24 Oktober 2011

Amnesia Selalu


Bangun tidur dengan kepala pening
aku yakin, 'ini pasti kurang oksigen'
kemana perginya pemilik udaraku

maaf....
Aku malas bernafas jika bukan denganmu

Selasa, 18 Oktober 2011

jiwaku pudar

Jiwaku pudar warna...tak tuju bening malah kusam

Sepanci nyawa kusuguhkan demi sebelanga entah apa

Keraguan membisu membasi merapuh sedang bahagia tak jua mencumbu

...lalu nyawa siapa lagi yang harus kusuguh pada panci-panci dungu?


RGS

saat abadi

Sedang berkemas hendak kemana duhai puan?

Jika akan menghantar hatimu, biar kutunggu dengan sepenuh jiwa..

Jika ingin menghampir baqa, mari kita berangkat bersama
.....mungkin nyata cinta bertahta di sana

Sudikah kau bergayut di sayapku duhai hawa?
Melesat terbang ke Singgasana Sang Maha Cinta,
...menguntai pinta agar dimana aromamu nyata dan aku tlah hilang nyawa, kita dapat abadi tertawa bersama


RGS

keluh kesah

Keluh kesah itu benalu imaji, kawan...
Kau kira penghias pinggir tudung saji, padahal menghisap kering saripati sarapan pagi


RGS

malaikat-Mu

Mana malaikat-malaikat pesananku?
Bukankah di dhuha tadi kupinta pada-Mu kirim seratus?

Ah, Kau memang berselubung misteri...
Kau atur sedemikian rupa hingga kupikir Kau tak cinta lagi..
Lalu Kau datangkan kesenangan bagiku dari sesuatu seakan bukan dari-Mu

Duh Cinta, aku lelah dengan semua misteri-Mu...
Kirim saja seratus malaikat-Mu....


RGS

kau

Cerminmu retak di hadapan rupa jumawa
Telunjuk menuding tepat di uratnya
Lalu tertawa menyembunyikan sejati diri

Kekehmu sumbang sampai ke telingaku
Aku hanya bisa senyum

Biarlah tukang loak yang menyadarkan


RGS

lelaki laut

Tak ada airmata pun peluk perpisahan
Aroma garam kebas endusan
Sebidang bahu tumpuan hidup
Sedangkan sauh entah dimana akan labuh...

Takdir tersurat di antara buih
Rajaman rindu tersisih jauh
Panas siang, dingin malam
Bergantian menghalau cahaya kemewahan
...dan malam membayangkan marabahaya

Mimpi-mimpi jadi mahal sudah pasti
Terikat batu terjejal ke dasar samudera
Bersendiri di perkasa garis cakrawala
Tak berkompas, biduk tiris pula

Hanya senyum penyemangat hari
Ilahi tak akan abaikan diri....

(gumam nelayan yang kutangkap di sela kepak camar)


RGS

Kita

Gerah di peraduan kita
aku keringatan panas dingin
karena hilang gairah, aku sudah mati rasa sedang kau tak berasa
Aku memilih onani saja...

Kusen jendela menggigil pula,
hanya tersisa setangkup gairah pada irisan roti tawar
Layu semua; mawar, melati semua tak lagi indah
Kerikil di setapak kusut masai diterpa angin kering
Ilalang dijilat kabut kemarau

Nyamuk begadang kesiangan, berkerumun di kelopak telinga

Semua nada tinggal dengung
Ini saat yang tepat berkeluh kesah
Kemana gairahmu?
Kemana rasamu?
Kemana imajimu?
Kemana..kemana..kemana?

Meja makan masih disiram sisa lilin semalam,
semua hidangan telah beku tak tersentuh,
tak usah ditunggu...nanti juga basi sendiri!

Dimana kita cari tungku yang tak kan redup oleh cela?
Dimana kita temui aroma cinta yang tak hina?
Dimana kita yang dulu melenguh bersama?
Dimana..dimana..dimana?

Abaikan gerahku, abaikan rasaku yang bangkai
Perlu waktu lama 'tuk pulih

Bersyukur saja, kita masih hidup hari ini...


RGS

aku dan baginda

buatkan aku rompi anti peluru!

sepagi besok aku akan ke istana
tak ada undangan, aku ingin sarapan pagi dengan baginda
sudah lama kupendam hasrat ini
ingin mencicipi emas batangan bertabur coklat
tapi, selama ini aku terlalu takut...

tidak besok pagi!

buatkan aku rompi anti peluru!
siapa tahu, baginda khilaf tak kenal alas sepatu lagi


RGS

pulaumu, riwayat itu...

siapa yang mengawal pulaumu?
kulihat ribuan ular menjajah tiap jengkalnya
kelabang gendut-gendut makan sari tanahmu
sedangkan monyet penghuni tertua,
bergayut kurus megap-megap di kelapa condong

sayang sekali kau abaikan pulaumu
keindahan tak terperi kujumpai di sana
Tuhan begitu royal pada pulaumu

gaji aku dengan secanting beras seminggu
biar kukawal ia
akan kuusir ular dan kelabang
biar aku dan monyet saja yang jadi gendut

ya!, secanting beras seminggu...kurasa lebih dari cukup


RGS

cinta mati muda

ada yang terbunuh senja tadi
terkapar di dua jantung dua hati...
orang kampung sedang mencari penggali,
pembuat nisan
dan sepatah kamboja merah muda

kurapal doa dan kuselip beberapa tetes air mata
ini cinta mati muda!
masih sekambut cita belum tergapai
masih sebuntil pula mimpi belum bertepi

kurasa ada mantra mangkus 'tuk hidupkannya kembali
ini cinta mati muda!
tolong ajari mantra itu, pujangga...


RGS

Rindu yang Dibawa Hujan

Awan laksana disingkirkan Tangan Perkasa, nyaris tak berbekas.
Begitu saja. Ternyata hujan turun sekadar membasah debu

Matahari kembali senyum-senyum congkak. Cahayanya membuyarkan rencana mimpi berselimut.
Jalanan kembali kesat menampung kado asap. Ya, kehidupan kembali seperti sebelum hujan.
Geliat, ah!

Aku memainkan sendok di pinggir gelas kopi.
Mataku tak hirau satu persatu manusia mulai giat, hingga senja nanti menutup cerita hari.
Hanya genangan sisa hujan membentuk khayal.
Andai, ah!

Hujan tengah hari. Kutulis sajak ini...

langit menangis, isaknya ditunggu telat
aroma sedap tak sedap menjejal hidung
wajarlah kenangan bermunculan
hujan pertama di musim ini
...awal kembalinya nostalgi

kotaku mendambamu, aku juga
cerita dewasa mandi berdua tidur berdua
ingatlah entah sudah berapa purnama
hey! mengapa pula hujan yang membawa?
bukan matahari berlingkar pelangi

Kusambung saja lain waktu. Sepertinya senja mulai memanggil-manggil.
Hujan. Matahari. Purnama. Kopiku ingat kamu.
Rindu, ah!


RGS

perihal matahari

jangan berebut cahaya matahari
siapkan wadah masing-masing, semua rata dibagi
pun sesudut luka di ruang jiwa
(harpun sesat mana yang menancap?)
tenang..tenang
cahaya matahari dibagi cuma-cuma
wahai pemilik luka jiwa,
siapkan saja wadahmu

**catatan kecil buat sahabatku yg merasa hidupnya hanya derita belaka


RGS

aku dan Kau

aku dan Kau semakin rumit...

kering setelaga zikir
nafas nafsi nafsu dalam ingat-Mu,
nafas nafsi nafsu dalam ada-Mu,
kurasa kita tak berjeda...

but, why?

kueja Asma satu-satu ulang-ulang
dalam pencarian tak berkesudahan
akan cinta abadi hidup abadi
tertumbuk jua pada parodi duniawi,
sehingga gerahlah hari dititi

dan kita semakin rumit...
hendak Kau kirim kemana berita surgaloka?

kadang sesat di tikungan kiri,
bersua semata indah basa-basi
patik harap usap nan dulu itu menghampiri
sebelum cinta tumbuh untuk selain,
...hamparan kasih dimana dapat kusua?

sebab cinta-Mu pasti, suluhi saja aku
yasirli amri
yasirli amri



RGS

Selamat Menempuh Hidup Baru

Saat kau lihat kupu-kupu menari di bola matanya
Saat kau sematkan cincin hati di jiwanya
Saat kau ada di puncak bahagia,
ingatlah agungnya cinta Al Ayyubi akan Al Aqsa

Keringkan sisa luka, jangan diam saja
Katakan yang tak kau suka, hentikan yang tak ia suka,
Luka dan suka berbeda setipis ada dan tiada

Jangan cemburui besar cintanya pada selainmu
Kau telah tahu, selainmu itu hanya Dia

Kumpulkan tebaran kasih Sang Rahman di bahteramu,
pilih ia jadi nahkoda

Esok dan nanti
angin masih akan membelai layar
buih ombak, badai dan gelombang jadikan sahabat

Semata karena Cinta Rabbi Izzati
dermaga abadi masih menanti...



** Selamat Menempuh Hidup Baru :)


RGS

Rawa dan Seroja

Sebut saja aku rawa dan kau seroja
sebagai permakluman bahwa memang akulah tempat tumbuhmu
Jika kini ada yang merenggut keras kau dariku
lalu haruskah rawa ini hanya berdiam dalam durja?

Aku tak punya kepentingan apa-apa
selain aku tlah terbiasa kau tumbuhi
Aku cukup perkasa menepis kemarau nan mengeringkan
tapi akan hal apa yang merenggutmu...ah!

Aku tiada kuasa mendengar bisik ombak di kejauhan
hanya degung katak ketika rinai tiba

Penyesalan meriak-riak di permukaanku;
Apakah kurang lama kita bersama,
sehingga enggan kau bercerita padaku, duhai seroja???


RGS

Kamis, 06 Oktober 2011

Selamanya



Jangan di bawah pohon asem

Auranya negatif, namanya aja asem
Apalagi di bawah pohon nangka
Selain getahnya, bahaya juga kalo kejatuhan buahnya

Selasa, 04 Oktober 2011

menujumu

aku terkurung di pusaran tanya
mata lamur setapakmu kabur
rambu-rambu mana yang kau suruk?
hilang arah hati patah

aku sesat menujumu ragu-ragu
daun senyap kutanya
ranting bara kuraba
menabrak sangka raga terkapar
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...