"Sebuah Blog Berisi Kumpulan Puisi Indonesia"


Selasa, 18 Oktober 2011

Rindu yang Dibawa Hujan

Awan laksana disingkirkan Tangan Perkasa, nyaris tak berbekas.
Begitu saja. Ternyata hujan turun sekadar membasah debu

Matahari kembali senyum-senyum congkak. Cahayanya membuyarkan rencana mimpi berselimut.
Jalanan kembali kesat menampung kado asap. Ya, kehidupan kembali seperti sebelum hujan.
Geliat, ah!

Aku memainkan sendok di pinggir gelas kopi.
Mataku tak hirau satu persatu manusia mulai giat, hingga senja nanti menutup cerita hari.
Hanya genangan sisa hujan membentuk khayal.
Andai, ah!

Hujan tengah hari. Kutulis sajak ini...

langit menangis, isaknya ditunggu telat
aroma sedap tak sedap menjejal hidung
wajarlah kenangan bermunculan
hujan pertama di musim ini
...awal kembalinya nostalgi

kotaku mendambamu, aku juga
cerita dewasa mandi berdua tidur berdua
ingatlah entah sudah berapa purnama
hey! mengapa pula hujan yang membawa?
bukan matahari berlingkar pelangi

Kusambung saja lain waktu. Sepertinya senja mulai memanggil-manggil.
Hujan. Matahari. Purnama. Kopiku ingat kamu.
Rindu, ah!


RGS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...