"Sebuah Blog Berisi Kumpulan Puisi Indonesia"


Minggu, 29 Mei 2011

biarkan saja

biarkan aku bersajak
sebelum sepi mengajakku beranjak

lihatlah sahaja aku berpuisi
mencaci-maki hari-hari

simpan saja ibamu
tak ada hatiku untuk mengharu biru

demikian sempit pembuluh darah, sehingga tak mampu mengaliri tubuhku dengan sempurna
cairan merah itu menghitam, bertumpuk di kepala dan matilah semua rasa....

aku lemah....
melemah...
hari ke hari makin lemah....

sajak dan puisi tak berujung pangkal lagi
kadang tentang cinta
kadang tentang benci
kadang puja-puji
kadang caci-maki

biarkan saja...


RGS, 29 Mei 2011

Jumat, 27 Mei 2011

sumpah palsu

aku bersumpah atas nama bulan merah:

tak kan lagi aku...
mengumandangkan rindu padamu;
dalam setiap tarikan nafasku
dalam setiap ceritaku pada batubatu

tak kan lagi aku...
menyumpalkan namamu dalam benakku
menancapkan pesonamu dalam hatiku
mengagungkan indah jiwamu dalam kegalauanku

sayang...
besok akan kau dapati aku telah melanggar sumpahku!!


RGS, 20 Mei 2011

tentang rinduku

baru saja aku periksa rindu ini
rinduku ternyata sudah berdaki
mungkin karena rinduku jarang mandi
tapi, aku yakin rinduku ini akan tetap wangi
karena rinduku suci,
pada indahnya sebuah hati....


RGS, 21 Mei 2011

tak bisa mengakhiri

"Jangan kau akhiri..."

Demi telaga Dendam Tak Sudah,
Demi teratai air di permukaannya,
Demi ilalang yang menari di tepinya;

Bagaimana bisa aku mengakhiri yang belum pernah dimulai???

Aaaaaaahhhh...!!!

Padamu yang tak menyuka tamsil
Padamu yang memimpi seroja
Padamu yang bercinta dengan aroma mocca
Padamu yang menari-nari tarian salsa....,

......dengarlah...

"Aku ingin selamanya tenggelam dalam telaga bola matamu, atau merenangi riak di permukaannya, dalam cerita yang tak mengenal tamat, dalam waktu yang tak mengenal akhir...maka, jangan pernah ulangi pintamu itu..."


RGS, 20 Mei 2011

tempat berlabuh

bertanya pada debu di siang nan garang;
"pada siapa hati ini menuju?"

debu tersaput fatamorgana...
pada sesiapa, pastilah salah!!

ini semu membelenggu...
aku limbung, kompasku rekah!

jangan salahkan jika hatiku telah berada di berandamu...

persilakan saja ia istirah sejenak,
suguhkan segelas embun...
siapa tahu, segarnya mengembalikan semangat yang sempat melayu

pada syahdu kalbumu,
beri sedikit waktu untuk mereka-reka tempat berlabuh...


RGS, 27 Mei 2011

............!!!

terik matahariku
dua jengkal dari ubun-ubun
menggelegak isi kepala
muncrat dari hidung
kuhirup lagi
kuludahkan ke wajahmu!

dan angin mulai bertiup sepoi....

RGS, 24 Mei 2011

titip cintamu padaku

Suaramu...
Titipkan pada desiran angin
Senyummu...
Titipkan pada hembusannya

....akan disampaikan walau telat sehari dua

Hatimu...
Titipkan pada ruang kalbuku
Cintamu...
Titipkan pada nyamannya

....akan kujaga sampai tak berbatas waktu


RGS, 24 Mei 2011

nasehatnya...

jangan terlalu memanjakan rasa,
cobalah gunakan logika
begitupun pada cinta,
jangan kau biarkan cintamu buta
karena logika tak kan sanggup menuntunnya

percaya sajalah, ia tahu yang kau rasa
tugasmu hanya menjaga,
jangan sampai rasa itu menggila...
kau akan kewalahan meredam hasratnya!


RGS, 24 Mei 2011

jadilah kekasihku

jadilah kekasihku...
sebelum pikiranku menuju kasiak tujuah muaro bahan baku santuang pilalai
yang akan menggerak batang tubuh jiwa bekumu menujuku,
tak mau yang lain!!

jadilah kekasihku...
tak apa karena kau takut teluhku,
karena aku tahu cinta di hatimu telah mati bertahun lalu...

jadilah kekasihku...
jikalau berat sehidup semati denganku,
jadilah kekasihku untuk malam ini saja..


RGS, 23 Mei 2011

masih...

masih...
talempong meriang-riang bunyi,
memecah sunyi
menerpa hari
menggumpal mimpi
tentang kisah pansi,
membawa pesan hati.

masih...
tarian anak dara
bersuka-suka tutupi duka
pada sejuta rencana,
nan berakhir pada sebuah lara.

kisah tiada akhir lelaki senja pada sebuah masa

masih...
menggilabuta dikarenakan cinta.


RGS, 24 Mei 2011

Puisi Cinta Mati untuk seorang Sahabat

embun ragu-ragu datang
menyaput tipis kaca jendela
mencetak bayang seraut wajah

>>>>> kulempari kaca jendela dengan murka yang sempurna,
hingga berderai di pecahnya hening malam <<<<<

tolonglah aku duhai embun...

jangan lagi bawa lukisan kekasihku itu
pada ketika malam-malamku merindu
sungguh tak kuat aku...
cukuplah gilaku karena terngiang perpisahan itu

sampaikan saja pesan,
hatiku telah terbelenggu pada cintanya
tak pernah berpaling pada lain wanita
semoga saja segera aku menyusulnya kesana
di surga Sang Maha Pencinta


RGS, 24 Mei 2011

Puisi Senja

...dan senjapun turun perlahan

Ilahi bermisteri dalam gelap malam
Tersusun rencana-rencana tak bermuara
Tarianmu menghentak tak terikuti...

Bukan Dewa

ini tak mudah
menjalani hidup tanpa arah
satu-satunya petunjuk hanya rasa
mengira-ngira arah mana....
akh..tersesat jadinya kemana-mana

Senin, 23 Mei 2011

kau dan malam adalah kekasihku

kupaksa engkau menemaniku malam ini,
karena bulan telah memaklumatkan keengganannya mendengar celotehan mabukku,
semua celoteh tentang rindu, tentang rasa mengharu biru akan kusumpal ke telingamu,
entah sampai batas berapa banyak hingga kau pun ikut mabuk, entah mungkin pula kau yang akan lebih mabuk...

aku menghargai kehadiranmu,
mengingatkanku saat kita saling bantah tentang makna cinta
kubelai-belai hatimu dan kecupan berhasrat nakal kudaratkan pada bantahanmu
kau bertahan dengan alasan cinta bukanlah tentang definisi-definisi
tapi kau akhirnya manggut-manggut ketika kubilang cinta itulah definisi rasa...

sayangnya kita tak jua jadi sepasang kekasih...

setiap pertemuan diawali dan diakhiri dengan airmata,
kau suruh aku menyimpannya sebagai pengingat dirimu nanti pada suatu masa
dan airmata itu kusimpan rapat-rapat, agar tak ada yang tahu pertemuan kita...

malam ini, temani saja aku....tak perlu ada airmata
sebab, malam ini giliran bulan yang meratap
melihat kau duduk merapat padaku
walaupun kita berdua tidak sedang mabuk

esok pagi, aku akan menyesali berakhirnya malam ini
karena matahari, selalu menciptakan jarak buat kita

ya, hanya malam yang membuat aku dan engkau serasa sepasang kekasih.


RGS, 23 Mei 2011

Pelakon Gagal

aku menatap cermin
kulihat kecemasan dan putus asa,
dari bayangan duka dan penatnya jiwa
lakon yang tersaji tak ada yang sesuai dengan kehendak diri
kekerdilan mengintip dari balik sebuah senyum terpaksa
mintaminta mati...

S, aku padamu

bercerita tentangmu, serupa mengirimkan wangi bunga-bunga
lewat kepak camar melintas biru samudera...
mengenang parasmu, serupa melukiskan potret dewi surgawi
dalam kanvas sutera berbingkai mutiara...
merindukan hadirmu, serupa melepas anak panah liar
pada sasaran tak berupa...
mencintai dirimu, serupa berharap kejora tengah hari buta...

aku padamu, serupa keindahan berlapis kemustahilan...
...pada setiap ketika!


RGS, 23 Mei 2011

Sabtu, 21 Mei 2011

hatimati merindumu

Engkau salah menikam tepat di tengah dadaku...
Di sana, di dalamnya, sudah tidak ada apa-apa,
selain sebongkah daging hitam berbelatung belang-belang, yang telah mati sepekan silam.

Baiklah, kukisahkan saja padamu kejadian itu...

Aku menamakan bongkahan itu Kalbu
Pada buku-buku pelajaran, mungkin bongkahan itulah yang disebut-sebut sebagai hatiku
Sepekan silam, ketika ia merayu-rayu isi kepalaku untuk memikirkanmu,
isi kepalaku sedang penat menghadang halimbubu
Hal itu membuat rengekannya tak lagi merayu...ia pilu mengharu biru
Mencari sesiapa sebagai perantara menujumu
Menghiba pada sang bayu untuk menyampaikan pesan rindu..padamu
Memaksa aksara merangkai puisi...buatmu

Duh, juwita...
Ingatkah engkau?

Kucoba bujuk ia dengan mengabarkan kesibukanmu memimpi seroja,
...ia tak percaya!
Kucoba sadarkan bahwa ia tak sekasta dengan hatimu yang bermahkota,
...ia gelengkan kepala!

Aku benar-benar kehilangan akal atas ulahnya yang menorehkan namamu di dindingnya
"Kau akan terluka, Kalbu!"
...ia tak percaya!
...ia gelengkan kepala!

Aku akhirnya hanya bisa menyaksikan ketersiksaannya merindukanmu...

Sepekan lalu itulah, Kalbu mati mengenaskan!
Aku menyaksikannya...

Lalu buat apa lagi kau tikam aku tepat di tengah dadaku, dimana di dalamnya hanya tinggal sebongkah daging hitam berbelatung belang-belang yang telah mati sepekan silam karena merindukanmu???


RGS, 20 Mei 2011

HABIS AKU!!!

harihari ruamruam
matahari buram
samarsamar lampusuar
tatapan nanar
terkapar
...................................................

asaasa pucatpasi
cahaya kelam cahaya kelam

talutalu gurindam
semakin diri terbenam

habis aku!!!



RGS, 21 Mei 2011

Kamis, 19 Mei 2011

masih merindumu

aku mengira telah sempurna kukubur rindu ini
pada gundukan tanah merahnya telah pula kubaca do'a-do'a
pada pusaranya telah pula kutaburi bunga-bunga
pada nisannya telah pula kupahat sebuah nama

...ternyata aku salah!
rinduku tak terkubur sempurna... 
masih tersisa lebih dari tiga perempatnya
dan masih bergentayangan;
pada setiap ingatan akan suara manjamu
pada setiap ingatan akan indah lesung pipimu
pada setiap ingatan akan pesonamu
pada setiap ingatan akan mu

lalu, haruskah kukubur lagi ia???


RGS, 19 Mei 2011

Rabu, 18 Mei 2011

Temani aku...

simpan tarianmu untuk pesta akhir pekan!

ini hidup mendulang badai meraup kesumat
bukan hanya matahari yang membakar
bahkan aspal pun mawujud gelegak

Tak sanggup lagi merindu

Lembaran rindu membentuk tumpukan gelisah
Ingin menggapai hatimu 'tuk kurebahkan di sisi kalbu, saat malam-malamku butuh kawan

tapi kau semakin jauh...

Tinggal aku pada tumpukan yang semakin berdebu
Tak ada lagi zat yang mampu membuat hatiku tetap berharap
Kukubur saja makhluk yang bernama rindu itu
Mungkin suatu saat akan kau tancap puding ungu pada nisan rinduku


RGS, 18 Mei 2011

Selasa, 17 Mei 2011

'Kan Kutempuh Jua

Duhai jiwa yang indah...
Bukalah tabir yang selubungi pesonamu

Aku sedang menggembala hasratku menuju tahtamu

Pada tandusnya padangmu...aku tak peduli
Pada terjalnya bukitmu...aku tak peduli
Pada beronakdurinya lembahmu...aku tak peduli

Sedang untuk kecewa aku telah bersiap diri
Tak peduli pada suatu apa, kan kutempuh jua...

Menuju indahnya jiwamu....


RGS, 17 Mei 2011

Minggu, 15 Mei 2011

aku terkapar pada malam tanpa jiwa

merebahkan penatnya jiwa pada tumpukan aksara yang hilang makna...aku koma!!!

kuteriak memanggil gigil
hilang suara terkunci kelu bibir
aku tumbang!!!

Sabtu, 14 Mei 2011

sepi menikam

lebam sudah seluruh rindu
dihajar kepenatan menunggu
ini hidup tak kunjung menentu
harapanpun terkapar pada batubatu
dingin....

pada siapa tersandarkan nyawa
dian saja tak cukup lagi jadi pelita

buram....

tak saja kaburkan cermin, retakpun tersaput
waktu beringsut seperti siput
hingga kepedihan berlomba dengan sepi, saling pagut

diam....
diam....
diam-diam sepi menikam
jantungku yang dihunjam!!!
 
RGS, 14 Mei 2011

Kamis, 05 Mei 2011

pesta kita

kucindan riuh dari seberang lautan

pada cerita akhir zaman...
sang penari mengalunkan imaji para empu
sayat menyayat sejuta satu kalbu

angin tak bertiup seakan takjub

pada gairah anak negeri...
aduhai para penguasa seni
hentaklah malam hingga rebah congkaknya tarub

ketipung itu hasrat, tuan...
dan selendang anak dara adalah pengikatnya

telah nyata pada suatu ketika bahwa perjuangan dengan kata-kata
mampu meluluhkan nurani penguasa negeri

pada suatu ketika...

dan malam tak kan berakhir begitu saja...


RGS, 05 Mei 2011

Senin, 02 Mei 2011

mengarah padamu...

bertanya pada debu di siang nan garang;
"pada siapa hati ini menuju?"

debu tersaput fatamorgana...
pada sesiapa, pastilah salah!!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...