kupaksa engkau menemaniku malam ini,
karena bulan telah memaklumatkan keengganannya mendengar celotehan mabukku,
semua celoteh tentang rindu, tentang rasa mengharu biru akan kusumpal ke telingamu,
entah sampai batas berapa banyak hingga kau pun ikut mabuk, entah mungkin pula kau yang akan lebih mabuk...
aku menghargai kehadiranmu,
mengingatkanku saat kita saling bantah tentang makna cinta
kubelai-belai hatimu dan kecupan berhasrat nakal kudaratkan pada bantahanmu
kau bertahan dengan alasan cinta bukanlah tentang definisi-definisi
tapi kau akhirnya manggut-manggut ketika kubilang cinta itulah definisi rasa...
sayangnya kita tak jua jadi sepasang kekasih...
setiap pertemuan diawali dan diakhiri dengan airmata,
kau suruh aku menyimpannya sebagai pengingat dirimu nanti pada suatu masa
dan airmata itu kusimpan rapat-rapat, agar tak ada yang tahu pertemuan kita...
malam ini, temani saja aku....tak perlu ada airmata
sebab, malam ini giliran bulan yang meratap
melihat kau duduk merapat padaku
walaupun kita berdua tidak sedang mabuk
esok pagi, aku akan menyesali berakhirnya malam ini
karena matahari, selalu menciptakan jarak buat kita
ya, hanya malam yang membuat aku dan engkau serasa sepasang kekasih.
RGS, 23 Mei 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar