"Sebuah Blog Berisi Kumpulan Puisi Indonesia"


Kamis, 28 April 2011

kisah serigala

pada sebuah masa, berceritalah seorang tua pada anaknya...
cerita tentang serigala yang katanya punya prinsip dalam mencari mangsa;
lebih baik mati kelaparan daripada melakukan kesalahan...

ketika dewasa, anaknya menemukan kenyataan yang luar biasa...
bahwa manusia ternyata lebih licik dari serigala;
tidak apa-apa ada kesalahan daripada merasakan kelaparan...

aaahhhhhhhh...

mengetuk jendela dunia pagi ini,
kusapa tegasnya cakrawala...

tiba-tiba tersadar kehampaan jiwa,
kuamini ketiadaan daya...

tersungkur di pintu pengharapan...

duhai Pemilik Selaksa Nama...

aku menyerah!!!



RGS, 28 April 2011

Senin, 25 April 2011

ini bukan puisi

kuketuk pintu hatimu,
tatkala resah kembaraku butuh ruangnya 'tuk didiami...

kurayu bayanganmu,
tatkala sepi sendiriku butuh hangatnya 'tuk menemani...

kusapa pagimu,
tatkala gelap malamku butuh mentarinya 'tuk menyinari...

kumohon cintamu,
tatkala kosong jiwaku butuh keindahannya 'tuk menyapa para bidadari...

percayalah!!
ini bukan puisi...
ini suara hati...



RGS, 25 April 2011

Sabtu, 23 April 2011

lembutku

maaf cinta...
mungkin aku terlalu lembut mencintaimu
ajari aku...
jika kau terganggu dengan lembutnya aku

RGS

Jumat, 22 April 2011

heroin

tak peduli akan jadi serupa apa
tapi inilah cerita pada usia senja
kembali terjerat candu heroin yang tertebar pada selaksa hasrat
saat bercinta bukanlah soal kalah menang

aku ingin lagi dan lagi dan lagi dan lagi


RGS

wine

aku ingin mengalir lemah dari ujung rambutmu, menyusuri sudut matamu, mengalun di lekuk pipimu, lalu terperangkap di ranum bibirmu...jangan bebaskan aku!!


RGS

Rabu, 20 April 2011

Semua Tak Sama

klik di sini untuk nonton via Youtube lagunya :)

(a song from Padi)

Dalam benakku lama tertanam
Sejuta bayangan dirimu
Redup terasa cahaya hati
Mengingat apa yang telah kau berikan

Waktu berjalan lambat mengiring
Dalam titian takdir hidupku
Cukup sudah aku tertahan
Dalam persimpangan masa silamku

Coba tuk melawan getir yang terus kukecap
Meresap ke dalam relung sukmaku
Coba tuk singkirkan aroma nafas tubuhmu
Mengalir mengisi laju darahku


Reff.
Semua tak sama, tak pernah sama
Apa yang kusentuh, apa yang kukecup
Sehangat pelukmu, selembut belaimu
Tak ada satupun yang mampu menjadi sepertimu

Apalah arti hidupku ini memapahku dalam ketiadaan
Sgalanya luruh lemah tak bertumpu hanya bersandar pada dirimu
Ku tak bisa (sungguh) tak bisa
Mengganti dirimu dengan dirinya,

Senin, 18 April 2011

buta sebuta-butanya

mencintabutaimu sebuta-butanya cinta...
dan logika tiada sanggup lagi menuntunnya!!!


RGS

Ingin Berakhir Denganmu

kita bukan telaga, sayang...
yang bila riak tiba, tak mampu mempertahankan bayang purnama...
kita adalah rumpun ilalang di tepiannya
yang ketika angin menerpa, kita ciptakan tarian berirama...

ya...
kitalah ilalang penjaga mimpi;

"menari bersama, setelah butuh satu setengah dasawarsa untuk meyakini bahwa rasa ini memang c.i.n.t.a..."

aku pernah menari sendiri, sayang...
...dalam hujan, dalam kemarau, dalam sepi...
dan lihatlah...tarianku kacau tiada berseni...

kita harus bersama...
di tepian telaga, menari di bawah cahaya...
hingga masanya tiba, kuingin kita tetap menari bersama dengan irama apa saja...

aku ingin berakhir denganmu...


RGS, 17 April 2011

Senin, 11 April 2011

Bunga

Pagi ini setangkai bunga menjerit pilu
kutanya perlahan...ada apa?
Jeritannya semakin pilu mengharu biru
Hey, ada apa duhai bunga???

Aku tak tahu bunga itu bernama apa
kelopaknya ungu, tangkainya biru dan benang sarinya berhias rona bianglala...

Pagi ini bunga itu menjerit pilu...teramat pilu
Rupanya bunga tak bertemu embun sang pembasuh lara
Rupanya tetes air hujan hanya menambah luka

Pantaslah, jeritan itu laksana lolongan merintih riwayat merindu

Maafkan aku bunga, terpaksa kau kupetik jua...
Kukira, janganlah di taman kau berada
Aku kan beri jambangan indah dari kaca
Tidak itu saja...
Kau tak perlu lagi menjerit pilu mengharap embun membasuh lara...
Kan kupinta permaisuriku, menyirammu tiap pagi tiba...
dengan cinta...


RGS, 05 April 2011

Mantera

butalah! butalah! butalah!

kupanggil si penjaga merapi dan singgalang
dalam tebal kabut menggantang bayang
meluncur lurus tepat ke sungayang

kusebut si penunggu talang dan sago
dalam rinai
dalam dingin
dalam kelam

butalah! butalah! butalah!

kulepas mantera menuju ulu hati jantungmu
berderai belulang dari kuduk hingga betismu
mengeranglah sebut namaku
merintihlah panggil namaku

butalah! butalah! butalah!

tiada yang lain tampak selain AKU!!!


RGS, 07 April 2011

ingin mendukunimu

engkau telah ingkar janji hari ini...
dan tiada maaf bagimu!!

ketika cinta masih seumur jagung
puisi-puisimu mabuk berceloteh nakal dalam otakku
setiap pesan yang kau tulis memberi isyarat;
hanya mati yang kan memisahkan kita

engkau ingkar janji, sayang...
belum genap setahun kau buat kulena dengan pesonamu
hingga bagiku, tiada keindahan yang melebihimu

tak mesti aku merajuk pada bulan malam ini
menyampaikan keluh bercerita kesah...
kau mencampakkan aku seperti tisu penyeka ingus
kau hina dinakan aku yang terlanjur luruh dalam kendalimu

kata temanku, bunga tak hanya sekuntum...
hmmm...
hmmm...
"adakah yang seelok kuntum mekarmu??"

begitu aku dibutakan asmara, logika mana yang bisa jadi penuntun?

engkau telah ingkar janji hari ini...
dan tiada maaf bagimu!!

bersiaplah engkau di situ....
mantera dukunku akan menyayat-nyayat semua organmu!!!


RGS, 07 April 2011

Selasa, 05 April 2011

DEWI, TAK ADA PUISI SIANG INI

Bagaimana bisa ada puisi, sementara aku cuma punya rasa bersalah padamu, Dewi?

Bukankah yang kau pinta bunga-bunga?
Sedangkan, aku lupa membangun taman serupa nirwana ketika aku masih punya masa...

Maka, puisi seperti apa yang bisa tercipta untukmu, Dewi?

HIDUP TAK SELALU SEPERTI YANG KAUMAU

Sepertinya harus berulang kali kau kuingatkan, kawan!!
HIDUP TAK SELALU SEPERTI YANG KAUMAU

tatkala mimpi sederhana, rencana sederhana, cinta sederhana tak bisa jadi realita...
inilah fakta!!!

Aku kautemui pada dasar keterpurukan, mencoba bertahan pada satu tiang halus ringkih, sementara arus degradasi menghantam dari dua sisi...
Aku kaudapati sedang memungut sisa dari kejamnya hari, dipecut cemeti teriak perih anak bini perlu nasi...

tatkala logika terbantah patah-patah
tatkala aksara menjadi tak bermakna

Aku masih berada pada dasar keterpurukan, dan masih bertahan...merangkak, memang!
Aku masih memunguti sisa kejamnya hari...mau tak mau, memang!

Tapi lihatlah, kawan!

Aku tak pernah memaksakan semua harus seperti kumau
Aku adalah jelly kenyal yang bisa lentur kesana kemari tanpa kehilangan bentuk hakiki...

Inilah hidup!!!

Pilihanmu adalah;
mengutuki hari-harimu, lalu kau jadi batu...
membiarkan waktu menikammu, lalu kau jadi bangkai bau...
kau berjuang dengan daya dan logikamu...lalu kau pasti bersamaku!!!


RGS, 5 April 2011

Senin, 04 April 2011

aku, ilalang dan belalang

aku sedang mendekap ilalang pagi tadi, ketika seekor belalang bertanya tentang arti kesetiaan...
perlahan kulonggarkan dekapan
kubawa belalang mendekat, lalu kubisikkan mantera lawas itu;

"lihatlah perputaran matahari dan rembulan...
...tiada pagi yang indah tanpa mentari, tiada pula purnama ingkar janji...
lalu coba kau lihat aku padanya...selalu berharap walau dalam kesia-siaan..."
belalang manggut-manggut mungkin pertanda paham, lalu menyahut dengan bisikan;

"pada matahari dan rembulan, kupaham adanya...tapi, akan kau padanya....bukankah itu suatu kesalahan dalam kebodohan???"

aku diam dalam ketertegunan...

lalu kujentik belalang itu lintang pukang...

aku kembali mendekap ilalang....

 
RGS 4 April 2011

Jumat, 01 April 2011

ini rasa bernama bahagia

Let me say, I'm so happy...

Mereguk manisnya wine yang kau suguhkan dengan bibirmu sebagai piala,
aku mabuk dalam rasa tak bernama...
Lalu, heroin itu dengan lantang menancapkan candunya pada pembuluh darah...

Aku sakau...
Aku di awang-awang...

Izinkan aku berkata, inilah rasa yang bernama bahagia...



RGS, 17 April 2011
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...