Bagaimana bisa ada puisi, sementara aku cuma punya rasa bersalah padamu, Dewi?
Bukankah yang kau pinta bunga-bunga?
Sedangkan, aku lupa membangun taman serupa nirwana ketika aku masih punya masa...
Maka, puisi seperti apa yang bisa tercipta untukmu, Dewi?
Tak mungkin kubercerita tentang rapuhnya berdiri di senja hati...
...bukan...bukan karna takut kau sedih...
Akulah yang tersungkur berkali-kali...
Rasa bersalahku makin menjadi-jadi...
bilamana terpikir, aku tak lebih layaknya pecundang gombal
yang sedang berusaha mengusik hatimu, Dewi...
Mohon jangan kau tanya lagi puisi...
Aku sedang menata hati...
agar tak lagi dipasung hasrat...
hasrat memilikimu...
RGS, 5 April 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar