letih sudah kuziarahi nisan bisu hatimu
meski pada setiap kelopak kamboja tetap kubisikkan pinta
meski pada setiap gumpalan tanah merah tetap tertumpah do'a
parau suaraku dalam teriak memanggilmu
kau malah menjauh
semakin menjauh
jauh...
maka, kukubur pula asa beliaku
tepat di samping nisan hatimu
dalam ketiadaberdayaan hanya ada satu harap,
pada suatu ketika kau ziarahi pula makamnya....
RGS 22 Maret 2011
hasratmu seperti sedang bermain layang-layang ....
BalasHapuslamaaaaa tidak ada lagi puisi
BalasHapus