--mantera panjang itu mengering sebelum sampai di ujung lidah
Menggores sebuah nama di batang retak jati tua,
dari sela ransel kumal,
dari sempit sudut hidung dan kepulan kabut kretek...
tak ada lagi cahaya...
Nenek tua mengkerut di sudut ruang persegi sempit
menggerutu pada buih dalam segelas vodka
Genteng pada atap rumah sederhana ditumbuhi lumut beludru,
lembab sembab bak mata gadis perawan suci
yang dipaksa ketika enggan menari
--sebungkus roti bakar sisa semalam menjadi bekal
Dengan tetesan darah yang keluar dari sudut mata
menggores sebuah pesan pada cermin kamar mandi tua yang ubinnya tak terawat berabad lamanya;
"bawakan bunga mawar biru tua, selipkan pada nisan retak pada kubur sesiapa, kirimkan saja buatku"
ya..ya..ya
"aku ingin mati saja!"
hmmm..
"jika saja Tuhan dengar..."
hmmm..
Hanya luka sebagai penambah beban lara...
dan cinta yang tak berbentuk pada hati setengah tua...
Atau pergi sajalah, susuri setapak bermahoni dan bercendana!!
Liar imaji tentang batas-batas hati,
menghempaskan diri pada realiti;
"kau telah semaunya kepada Ilahi!!"
Tragedi telah terjadi pada petualang yang terus mencari arti sejati
--mungkin besok, kau dengar kabar, dia telah mati!!
RGS, 30 Maret 2011
Jangan matiiiiii :(
BalasHapus