Kemarin sore aku begitu bersemangat
Lepas magrib aku akan bertemu dengan kekasihku
Kami telah membuat janji
"Di tepi telaga kita, ujung sebelah barat," katanya
Aku sudah mematut diri, kusesuaikan dengan seleranya
Mengikuti angin langkahku begitu ringan
Seperti biasa aku tiba sebelum ia datang
"Oh..mungkinkah kau sempatkan mampir ke hutan memetik mawar liar untukku?"
Setiap sepuluh menit kusebut namanya
Terakhir kami janji bertemu, pada purnama dua bulan yang lalu
Dan ia tak hadir, begitu banyak rintangan di jalan
Pasti ia sangat rindu padaku, seperti aku merindukannya
Waktu berlalu begitu cepat...
Hampir tengah malam...kenapa ia belum hadir juga
Kusenandungkan lagu cinta kami
Kugumamkan puisi cinta yang pernah ia buatkan untukku
Sudah lewat tengah malam, kenapa ia belum juga hadir untukku?
Aroma parfumku mulai luntur, keringat dingin mulai membasahi kening
Sepertinya aku sempat tertidur...
Dan terjaga ketika hangat matahari musim kemarau menjilati wajahku
Rias wajahku sudah berantakan
Malam telah berganti pagi
Ia tidak datang lagi!
Tidak mungkin ia tidak ingin datang, bukankah ia sangat merindukanku?
Tidak mungkin ia tidak rindu, bukankah aku adalah cinta dalam hidupnya?
Tidak mungkin ia lupa, bukankah sore tadi ia sempat memintaku menunggu sebentar?
Bersama angin pagi aku pulang,
Aku ingat pesannya untuk tidak menangis
Aku memang tidak menangis, hanya saja air mata ini tak bisa kutahan
Besok malam aku akan menunggunya lagi...
"Jangan sampai lowbat kau jadikan alasan!!!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar