Gerah di peraduan kita
aku keringatan panas dingin
karena hilang gairah, aku sudah mati rasa sedang kau tak berasa
Aku memilih onani saja...
Kusen jendela menggigil pula,
hanya tersisa setangkup gairah pada irisan roti tawar
Layu semua; mawar, melati semua tak lagi indah
Kerikil di setapak kusut masai diterpa angin kering
Ilalang dijilat kabut kemarau
Nyamuk begadang kesiangan, berkerumun di kelopak telinga
Semua nada tinggal dengung
Ini saat yang tepat berkeluh kesah
Kemana gairahmu?
Kemana rasamu?
Kemana imajimu?
Kemana..kemana..kemana?
Meja makan masih disiram sisa lilin semalam,
semua hidangan telah beku tak tersentuh,
tak usah ditunggu...nanti juga basi sendiri!
Dimana kita cari tungku yang tak kan redup oleh cela?
Dimana kita temui aroma cinta yang tak hina?
Dimana kita yang dulu melenguh bersama?
Dimana..dimana..dimana?
Abaikan gerahku, abaikan rasaku yang bangkai
Perlu waktu lama 'tuk pulih
Bersyukur saja, kita masih hidup hari ini...
RGS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar