Tak ada airmata pun peluk perpisahan
Aroma garam kebas endusan
Sebidang bahu tumpuan hidup
Sedangkan sauh entah dimana akan labuh...
Takdir tersurat di antara buih
Rajaman rindu tersisih jauh
Panas siang, dingin malam
Bergantian menghalau cahaya kemewahan
...dan malam membayangkan marabahaya
Mimpi-mimpi jadi mahal sudah pasti
Terikat batu terjejal ke dasar samudera
Bersendiri di perkasa garis cakrawala
Tak berkompas, biduk tiris pula
Hanya senyum penyemangat hari
Ilahi tak akan abaikan diri....
(gumam nelayan yang kutangkap di sela kepak camar)
RGS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar