ANNI SOETARDJO
Cegah aku menyajakkan ulah pecundang barbar
Penadah makar saling mencakar wajah bergambar pahlawan
Kuku-kuku beracun berebut simpati
Citra sanjung stansa gadungan
Bukankah hymne itu pun sebuah tipuan ?
Agar lengking tawamu terdengar santun di telinga orang tuli
Kau jejalkan wacana perkapita di layar kaca tanpa kaca
Pada penonton katarak
Telentang telanjang di atas meja
Amplop tebal terbuka pintu kamar terbuka
Terang-terangan terbuka !
Tapi kita pura-pura saling melempar senyum dengan bibir terkunci
Berharap Yusuf datang menafsirkan tamsil-tamsil pudar
Lalu PACEKLIK KEBERANIAN benar-benar berakhir…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar