senja sebentar lagi usai
menyeret merahnya menghilang di tikungan kelam
memanggil burung hantu datang untuk disuruh diam
apa yang terperangkap abadi di bilik dadamu?
..senjakah itu?
tak datang jua malam menyapamu?
oh, kasihan..sungguh!
tentu tak pernah kau tahu,
tadi malam purnama ditelan gerhana
----
izinkan sekejap kutulis puisiku
saat kau meraung dipasung senjamu
panggil saja lembayung di batas cakrawala
setidaknya sebagai penghiburmu, sementara kujerang malamku
malamku mendidihkan keliaran kata
serupa merebus air di tungku
perciknya mampu melepuhkan gendang telingamu
selepas kau dari cengkeram senja, datanglah ke dapurku
kuajari kau menjerang malam, mendidihkan sekumpulan kata
biar melepuh gendang banyak telinga
RGS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar