Dear Tuhan,
Malam tadi Engkau datang dalam mimpiku
berdiri tegak lalu tiba-tiba berlutut di hadapanku;
"Buatkan aku puisi..." demikian rengek-Mu dalam mimpiku
Oh My God!
Aku bukan pujangga, hanya pencinta kata-kata
Aku bukan pula sastrawan, hanya pencinta keindahan tulisan
Lalu bagaimana bisa Engkau memintaku membuatkan puisi untuk-Mu???
Karena aku yakin tak kan ada puisi yang pantas untuk-Mu, maka kutulis saja surat ini...
Dear Tuhan,
Aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaithon yang terlaknat....
Aku yakin bukan Engkau yang datang dalam mimpiku...
apalagi merengek meminta dibuatkan puisi
Bukankah Engkau tahu, Engkaulah Maha Puisi dimana segala keindahan tertumpah???
Engkau telah berpuisi dengan indah dalam hidupku ini
....bagaimana tidak indah jika Kau janjikan kenaikan kelas sesudah ujian...
....bagaimana tidak indah jika Kau pastikan ada pelangi setelah hujan...
....bagaimana tidak indah jika Kau hadirkan nikmat sehabis prahara...
Aku saja yang naif dengan diri sendiri:
merasa hebat dengan secuil otak, merasa kaya dengan secuil harta, merasa angkuh dengan secuil tahta
merasa perkasa dengan kuasa dan tenaga padahal tiada berdaya
..........dzolamna anfusana
Dear Tuhan,
Aku hanya bisa membuat puisi cinta kepada wanita dengan ribuan kata mesra
...ada yang terlena ada yang terluka
Pada-Mu kutak sanggup hadiahkan puisi cinta
Engkaulah Sang Maha Cinta
Hanya surat ini Tuhan...
Itupun dengan resiko kehabisan kata-kata
Lebih tepat jika aku memohon dengan sangat
"Janganlah buat aku sesat dengan mimpi-mimpi...hadirlah saja di setiap denyut nadiku dan denyut nadi orang-orang tercintaku...tegur dan hukum sesuai kuasa-Mu...tapi jangan buang cinta-Mu padaku...pada orang-orang tercintaku"
Aku suka dahsyatnya puisi-Mu dalam hidupku.
Demikian saja Tuhan...
(toh sudah kubilang, jika sudah dengan-Mu aku selalu kehabisan kata-kata...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar