Berjuta pagi seusai mimpi, kepulan asap kopi dan rokok bersepakat membayang sebentuk kembang. Kelopak berwarna pastel lembut menyentuh kenangan. Teringat pesanmu di kala musim masih wangi, “Jika kaulihat kepulan asap, kopi pun rokok, ingatlah aku sebagai Seroja penghias mimpi.” Selalu kepulan asap membayang pesanmu, lalu aku selama setengah jam lebih beberapa menit akan menikmatinya dalam kedip sekali dua. Seroja mewakili hadirmu di setiap pagi. Penyemangat menantang matahari, pelipur lara sengitnya hari-hari.
Tak pagi ini.
Kepulan asap kopi dan rokok bersepakat tak membayang sebentuk apa. Segenap imaji kukerahkan melukis kelopak berwarna pastel lembut. Kenangan bergeming pada debar jantung yang biasa. Pasi embun basi jatuh selayak pagi di rerumput. Terlalu biasa pagi ini. Tak Seroja, tak pula kembang apa. Kepulan asap perlahan pergi, menggamit matahari berlalu ke balik gumpal mega. Asa memucat pada kelumun sarung, sebatang rokok dan secangkir kopi.
Bengkulu, 22 Januari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar